Misteri Lorong Lantai 13 Bagian II

(Ilustrasi : today.line.me)
“ Kayaknya emang udah ditutup deh, satu satunya jalan keluar ya lewat lorong lantai 13 udah deh yuk buruan keburu penjaga gedungnya pak Dodi pergi nanti kita gabisa pulang,” kata Luna sambil menarik kedua tangan temannya sambil berlari menuju tangga.

            Tak lama setelah mereka berjalan menuju tangga darurat lampu tiba-tiba saja padam, keadaan pun gelap gulita akhirnya mereka mengunakan penerangan lampu senter dari gawai. Luna memimpin di depan diikuti Suci dan Linka yang menyusuri tangga sambil berpengangan tangan satu sama lain sambil memegangi senter. Seiring menuju tangga turun mereka merasakan hawa yang berbeda udara terasa lebih panas, langkah semakin terasa berat dan bulu kuduk berdiri merinding. Mereka mencoba mempercepat langkah kaki untuk segera sampai di lorong lantai 13. Tiba-tiba saja terdengar suara gembarakan pintu tangga darurat.
                                                                                                                      
“BRAKKKKK…”
“ Aaaaaaaaa…….” Mereka kompak berteriak selagi menuruni anak tangga,
“ Ya Allah apaan itu….. mama aku ingin pulang, “ ujar Suci sambil sedikit gemetar menitikan air mata.
“ Gapapa gapapa palingan angin udah yuk lanjut turun hati-hati ya,” tutur Luna mencoba menenangkan, padahal ia melihat sesosok wanita berambut panjang dan berkuku panjang berada di belakang pintu darurat menatapnya.
Setelah sampai di lorong lantai 13 mereka pun langsung berlari menuju ujung lorong, anehnya mereka tak kunjung sampai.
“ Perasaan kita udah lari ko ga nyampe-nyampe yaaaa,”ujar Linka.
“ Iya aneh banget ga sih sumpah aku takut banget Lun kita dimana sih ini? Ya Allah mau pulang ih” tanya Suci.

Ketika Luna baru ingin menjawab tiba -tiba saja terdengar suara tangisan wanita yang berasal dari ujung lorong sontak mereka saling bertatapan ketakutan, suaranya pun semakin lama semakin keras. Samar-samar terlihat oleh mereka seorang wanita berparas cantik pucat pasi, berambut hitam yang panjangnya menyentuh lantai dengan mengenakan gaun putih mengerakan satu  tangan kanannya ke atas dan ke bawah seakan memanggil kami menuju ke arahnya, kemudian tersenyum sangat lebar. Mereka pun sigap berbalik badan, berjongkok, dan menutup mata sambil membaca doa karena sangat ketakutan.

Ini memang kali pertama mereka melewati lorong lantai 13,sebelumnya mereka juga sempat mendengar desas-desus dan rumor yang mengatakan bahwa lorong lantai 13 berhantu dan angker,namun mereka memang tak percaya akan desas-desus itu. Mereka memilih cuek dan terkesan menantang hantu tersebut beberapa hari yang lalu.

“Tuh kan ini gara-gara kita nantangin kemarin inget ga?” tanya Linka.
" Ahhh iyaaa siapasih yang duluan nantangin kan tuh liat dia jadi marah gimana dong ini kita gabisa pulang," ucap Suci menyalahkan Linka.
" Udahlah yang lalu biarlah berlalu lagian juga udah lewat, yaudah yuk kita coba cari jalan lain aja" kata Luna sambil bangun dari duduknya.

Setelah mencoba mencari jalan lain Luna, Linka, dan Suci berpapasan dengan penjaga gedung Fakultas Komunikasi Pak Doni yang kebetulan sedang mengecek ruangan karena merasa ada suara teriakan dari dalam gedung.

" Loh hehh kalian ko masih disini?" tanya pak Doni.
" Aduhh pak lagian ko listriknya dimatiin sih kita jadi gabisa turun lewat lift, " jelas Luna.
" Saya pikir sudah keluar semua mahasiswanya neng maaf yaa yuk ikuf saya turun," kata Pak Dodi.
" Akhirrrnyaaa aku bisa pulangggg makasih ya Allahh," ucap Suci bersyukur.
Setelah mereka berhasil turun ke lantai dasar dan berjalan keluar dari gedung itu, mereka pun menanyakan hal yang janggal yang mereka alami di lorong lantai 13.
" Pak.. Bapak ngerasa ada yang aneh gak si di lorong lantai 13 itu? " tanya Luna penasaran.
" Ha maksudnya aneh gimana neng," ucap pak Dodi
“Iya pak ada sesuatu di lorong lantai 13,” saut Linka
“ Tau ga sih pak saya masih gemeteran ini,” ujar Suci
“ Perasaan gak ada apa apa, emang ada apasih orang udah sepi juga kan di sana mah” Jelas pak Dodi mencoba menenangkan mereka.
" Oh iya nggak pak gapapa" Luna pun enggan melanjutkan dan menceritakan apa yang mereka alami di lorong tesebut. Akhirnya mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah.

Luna menyalakan mobilnya lalu segera menuju rumahnya. sesampainya di rumah ia langsung mengirim pesan ke sahabat-sahabatnya dan menanyakan apakah mereka sudah sampai rumah atau belum,  beberapa saat kemudian Linka dan Suci membalas kalau mereka telah sampai di rumah dengan selamat. Luna pun merasa lega, namun ia masih merasa janggal dan penasaran terhadap apa yang terjadi dengan dirinya dan teman-temannya.  Akhirnya keesokan harinya Luna, Linka, dan Suci memberanikan diri untuk menanyakan hal mistis itu terhadap pak Dodi.

" Pagi Pak Dodi," sapa Luna dan kawan-kawannya.
" Eh neng iya pagi neng " balas Pak Dodi.
" Pak saya mau nanya deh, ada apa sih sebenernya di lorong lantai 13? " tanya Luna.
“ Iya bapak serius gatau apa-apa tentang lorong lantai 13?” tanya Linka penasaran.
“ Kasih tau kita dong pak ada misteri apa di lorong lantai 13” tambah Suci.
" Oh kalian melihat sosok wanita itu? Disana lorong lantai 13 memang ada yang jaga sih neng, bapak juga sering lihat. Katanya sih dulu pernah ada salah satu kasus mahasiswa yang bernama Marni, ia mahasiswa yang sangat cantik dan popular di fakultas ini semua mata lelaki selalu tertuju padanya, sampai pada akhirnya ada seseorang yang iri terhadapnya dan ingin menyingkirkan dirinya. Lalu ia dibawa ke lorong kemudian didorong jatuh dari tangga darurat lorong lantai 13. mungkin saja arwahnya tidak terima makanya gadis itu masih terus gentayangan tapi dia mah baik ko ga iseng, kecuali kalo ada yang nantangin, " jelas Pak Dodi.
“ Yaampun sedih dengernya,” kata Linka.
“ Tuh siapa kemaren yang nantangin,” celetuk Suci.
" Wahh pantes pak kemarin saya melihatnya pak,  kemarin sih teman saya juga pada nantangin tuh, oh makanya kalo udah malem lorong lantai 13 tuh udah selalu sepi ya pak?"
"Iya neng soalnya udah pada tau kalo gadis tersebut nempatin lorong itu, makanya jangan nantangin ya neng pamali eta mah gaboleh. Yaudah kalo gitu pak Dodi duluan ya neng" kata pak dodi.
“Makasih ya pak,” kata Linka dan Suci kompak.
" Oh ya pak mari," tutup Luna.

Luna dan sahabat-sahabatnya pun akhirnya tidak penasan lagi terhadap keberadaan makhluk astral penunggu lorong lantai 13 tersebut, misteri pun terpecahkan. Selanjutnya mereka segera meminta meminta maaf kepada sosok gadis berambut panjang itu. Mereka mencari makam gadis itu lalu mendoakannya agar tenang di alam sana tak lupa mereka menaburkan bunga danair mawar. Setelah kejadian itu pun mereka bertiga tak pernah menantang makhluk astral, tidak akan mengulangi pulang paling terakhir, dan memilih jalan pulanh bareng-bareng bersama teman yang lain.

TAMAT.


Posting Komentar

2 Komentar