(Ilustrasi : today.line.me)
“ Kayaknya emang udah
ditutup deh, satu satunya jalan keluar ya lewat lorong lantai 13 udah deh yuk
buruan keburu penjaga gedungnya pak Dodi pergi nanti kita gabisa pulang,” kata
Luna sambil menarik kedua tangan temannya sambil berlari menuju tangga.
Tak lama setelah mereka berjalan menuju tangga darurat
lampu tiba-tiba saja padam, keadaan pun gelap gulita akhirnya mereka mengunakan
penerangan lampu senter dari gawai. Luna memimpin di depan diikuti Suci dan
Linka yang menyusuri tangga sambil berpengangan tangan satu sama lain sambil
memegangi senter. Seiring menuju tangga turun mereka merasakan hawa yang
berbeda udara terasa lebih panas, langkah semakin terasa berat dan bulu kuduk
berdiri merinding. Mereka mencoba mempercepat langkah kaki untuk segera sampai
di lorong lantai 13. Tiba-tiba saja terdengar suara gembarakan pintu tangga
darurat.
“BRAKKKKK…”
“ Aaaaaaaaa…….” Mereka
kompak berteriak selagi menuruni anak tangga,
“ Ya Allah apaan itu…..
mama aku ingin pulang, “ ujar Suci sambil sedikit gemetar menitikan air mata.
“ Gapapa gapapa
palingan angin udah yuk lanjut turun hati-hati ya,” tutur Luna mencoba
menenangkan, padahal ia melihat sesosok wanita berambut panjang dan berkuku
panjang berada di belakang pintu darurat menatapnya.
Setelah sampai di lorong
lantai 13 mereka pun langsung berlari menuju ujung lorong, anehnya mereka tak
kunjung sampai.
“ Perasaan kita udah
lari ko ga nyampe-nyampe yaaaa,”ujar Linka.
“ Iya aneh banget ga
sih sumpah aku takut banget Lun kita dimana sih ini? Ya Allah mau pulang ih”
tanya Suci.
Ketika
Luna baru ingin menjawab tiba -tiba saja terdengar suara tangisan wanita yang
berasal dari ujung lorong sontak mereka saling bertatapan ketakutan, suaranya
pun semakin lama semakin keras. Samar-samar terlihat oleh mereka seorang wanita
berparas cantik pucat pasi, berambut hitam yang panjangnya menyentuh lantai
dengan mengenakan gaun putih mengerakan satu
tangan kanannya ke atas dan ke bawah seakan memanggil kami menuju ke
arahnya, kemudian tersenyum sangat lebar. Mereka pun sigap berbalik badan,
berjongkok, dan menutup mata sambil membaca doa karena sangat ketakutan.
Ini
memang kali pertama mereka melewati lorong lantai 13,sebelumnya mereka juga
sempat mendengar desas-desus dan rumor yang mengatakan bahwa lorong lantai 13
berhantu dan angker,namun mereka memang tak percaya akan desas-desus itu.
Mereka memilih cuek dan terkesan menantang hantu tersebut beberapa hari yang
lalu.
“Tuh kan ini gara-gara
kita nantangin kemarin inget ga?” tanya Linka.
" Ahhh iyaaa siapasih yang duluan
nantangin kan tuh liat dia jadi marah gimana dong ini kita gabisa pulang,"
ucap Suci menyalahkan Linka.
" Udahlah yang
lalu biarlah berlalu lagian juga udah lewat, yaudah yuk kita coba cari jalan
lain aja" kata Luna sambil bangun dari duduknya.
Setelah mencoba mencari
jalan lain Luna, Linka, dan Suci berpapasan dengan penjaga gedung Fakultas
Komunikasi Pak Doni yang kebetulan sedang mengecek ruangan karena merasa ada
suara teriakan dari dalam gedung.
" Loh hehh kalian
ko masih disini?" tanya pak Doni.
" Aduhh pak lagian
ko listriknya dimatiin sih kita jadi gabisa turun lewat lift, " jelas Luna.
" Saya pikir sudah
keluar semua mahasiswanya neng maaf yaa yuk ikuf saya turun," kata Pak
Dodi.
" Akhirrrnyaaa aku
bisa pulangggg makasih
ya Allahh," ucap Suci bersyukur.
Setelah mereka berhasil
turun ke lantai dasar dan berjalan keluar dari gedung itu, mereka pun
menanyakan hal yang janggal yang mereka alami di lorong lantai 13.
" Pak.. Bapak
ngerasa ada yang aneh gak si di lorong lantai 13 itu? " tanya Luna
penasaran.
" Ha maksudnya
aneh gimana neng," ucap pak Dodi
“Iya pak ada sesuatu di
lorong lantai 13,” saut Linka
“ Tau ga sih pak saya
masih gemeteran ini,” ujar Suci
“ Perasaan gak ada apa
apa, emang ada apasih orang udah sepi juga kan di sana mah” Jelas pak Dodi mencoba
menenangkan mereka.
" Oh iya nggak pak
gapapa" Luna pun enggan melanjutkan dan menceritakan apa yang mereka alami
di lorong tesebut. Akhirnya mereka memutuskan untuk segera pulang ke rumah.
Luna
menyalakan mobilnya lalu segera menuju rumahnya. sesampainya di rumah ia langsung
mengirim pesan ke sahabat-sahabatnya dan menanyakan apakah mereka sudah sampai
rumah atau belum, beberapa saat kemudian
Linka dan Suci membalas kalau mereka telah sampai di rumah dengan selamat. Luna
pun merasa lega, namun ia masih merasa janggal dan penasaran terhadap apa yang
terjadi dengan dirinya dan teman-temannya.
Akhirnya keesokan harinya Luna, Linka, dan Suci memberanikan diri untuk
menanyakan hal mistis itu terhadap pak Dodi.
" Pagi Pak Dodi,"
sapa Luna dan kawan-kawannya.
" Eh neng iya pagi
neng " balas Pak Dodi.
" Pak saya mau
nanya deh, ada apa sih sebenernya di lorong lantai 13? " tanya Luna.
“ Iya bapak serius
gatau apa-apa tentang lorong lantai 13?” tanya Linka penasaran.
“ Kasih tau kita dong
pak ada misteri apa di lorong lantai 13” tambah Suci.
" Oh kalian
melihat sosok wanita itu? Disana lorong lantai 13 memang ada yang jaga sih neng,
bapak juga sering lihat. Katanya sih dulu pernah ada salah satu kasus mahasiswa
yang bernama Marni, ia mahasiswa yang sangat cantik dan popular di fakultas ini
semua mata lelaki selalu tertuju padanya, sampai pada akhirnya ada seseorang
yang iri terhadapnya dan ingin menyingkirkan dirinya. Lalu ia dibawa ke lorong
kemudian didorong jatuh dari tangga darurat lorong lantai 13. mungkin saja
arwahnya tidak terima makanya gadis itu masih terus gentayangan tapi dia mah
baik ko ga iseng, kecuali kalo ada yang nantangin, " jelas Pak Dodi.
“ Yaampun sedih
dengernya,” kata Linka.
“ Tuh siapa kemaren
yang nantangin,” celetuk Suci.
" Wahh pantes pak
kemarin saya melihatnya pak, kemarin sih
teman saya juga pada nantangin tuh, oh makanya kalo udah malem lorong lantai 13
tuh udah selalu sepi ya pak?"
"Iya neng soalnya
udah pada tau kalo gadis tersebut nempatin lorong itu, makanya jangan nantangin
ya neng pamali eta mah gaboleh. Yaudah kalo gitu pak Dodi duluan ya neng"
kata pak dodi.
“Makasih ya pak,” kata
Linka dan Suci kompak.
" Oh ya pak
mari," tutup Luna.
Luna
dan sahabat-sahabatnya pun akhirnya tidak penasan lagi terhadap keberadaan makhluk
astral penunggu lorong lantai 13 tersebut, misteri pun terpecahkan. Selanjutnya
mereka segera meminta meminta maaf kepada sosok gadis berambut panjang itu.
Mereka mencari makam gadis itu lalu mendoakannya agar tenang di alam sana tak
lupa mereka menaburkan bunga danair mawar. Setelah kejadian itu pun mereka
bertiga tak pernah menantang makhluk astral, tidak akan mengulangi pulang
paling terakhir, dan memilih jalan pulanh bareng-bareng bersama teman yang
lain.
TAMAT.
2 Komentar
yaampun, sereeemm.. aku suka horror... cerita lain lg doong hehehe
BalasHapusMISTERI TERPECAHKAN! 😱
BalasHapus